header

navigation

cari

Selasa, 09 Mei 2017

PROFIL PONDOK PESANTERN MIFTAHUL HUDA



PROFIL PONDOK PESANTERN MIFTAHUL HUDA DESA PERON KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

A.VISI MISI
1.      VISI
Visi Pondok Pesantren Miftahul Huda adalah sebagai berikut:
a.       Menjadikan Islam Ahlissunnah Wal Jama’ah sebagai sumber etika, moral, motivasi, dan inspirasi santri
b.      Menjadikan santri untuk berperilaku dengan akhlakul karimah.
c.       Terwujudnya Generasi Rabbany

2.      MISI
Adapun misi dari pondok Pesantren Miftahul Huda adalah sebagai berikut :
a.         membangun sumber daya manusia dan generasi yang mempunyai keunggulan iman, ilmu, amal dan ketaqwaan kepada Alloh swt; berakhlaqul karimah serta memiliki integritas dan daya saing yang mumpuni untuk mengembangkan ajaran ahlus-sunnah wal-jama’ah;
b.        Menumbuhkembangkan semangat keunggulan dalam bidang penguasaan materi kitab-kitab salaf, kemahiran dalam berbahasa arab dan kefasihan dalam membaca al-Qur’an karena santri akan terjun dalam masyarakat yang tidak lepas dari masalah-masalah agama dan masalah-masalah sosial
c.         Mengoptimalkan penghayatan terhadap nilai-nilai Islam untuk dijadikan sumber kearifan dan kebijaksanaan dalam bertindak (melatih santri untuk hidup bermasyarakat).
d.        Melatih santri untuk menjalankan syari’at agama.

3.      MOTTO
Pondok Pesantren Miftahul Huda Peron Limbangan Kendal menekankan pada pembentukan pribadi mukmin-muslim yang berakhlaqul-karimah, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas. Kriteria atau sifat-sifat utama ini merupakan motto pendidikan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Peron Limbangan Kendal.
a.         Berakhlaqul-karimah :
Berakhlaqul-karimah merupakan landasan paling utama yang ditanamkan oleh Pondok ini kepada seluruh santrinya dalam semua tingkatan, dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
b.        Berbadan Sehat :
Tubuh yang sehat adalah sisi lain yang dianggap penting dalam pendidikan di Pondok ini. Dengan tubuh yang sehat para santri akan dapat melaksanakan tugas hidup dan beribadah dengan sebaik-baiknya


c.         Berpengetahuan Luas :
Para santri di Pondok ini dididik melalui proses yang telah dirancang secara sistematik untuk dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mereka. Santri tidak hanya diajari pengetahuan, lebih dari itu mereka diajari cara belajar yang dapat digunakan untuk membuka gudang pengetahuan. Kyai sering berpesan bahwa pengetahuan itu luas, tidak terbatas, tetapi tidak boleh terlepas dari berakhlaqul-karimah, sehingga seseorang itu tahu untuk apa ia belajar serta tahu prinsip untuk apa ia manambah ilmu;
d.        Berpikiran Bebas :
Berpikiran bebas tidaklah berarti bebas sebebas-bebasnya (liberal). Kebebasan di sini tidak boleh menghilangkan prinsip, teristimewa prinsip sebagai muslim mukmin. Justru kebebasan di sini merupakan lambang kematangan dan kedewasaan dari hasil pendidikan yang telah diterangi petunjuk Ilahi (hidayatullah). Motto ini ditanamkan sesudah santri memiliki akhlaqul-karimah dan sesudah ia berpengetahuan luas;

4.      JIWA SANTRI
Seluruh kehidupan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Peron Limbangan Kendal didasarkan pada nilai-nilai yang dijiwai oleh suasana-suasana yang dapat disimpulkan dalam  Jiwa Santri.
Jiwa Santri adalah nilai-nilai yang mendasari kehidupan Pondok Pesantren Miftahul Huda Peron Limbangan Kendal
1.        Jiwa Keikhlasan :
Jiwa ini berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu bukan karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Segala perbuatan dilakukan dengan niat semata-mata untuk ibadah, lillah. Kyai ikhlas medidik dan para pembantu kyai ikhlas dalam membantu menjalankan proses pendidikan serta para santri yang ikhlas dididik. Jiwa ini menciptakan suasana kehidupan pondok yang harmonis antara kyai yang disegani dan santri yang taat, cinta dan penuh hormat. Jiwa ini menjadikan santri senantiasa siap berjuang di jalan Allah, di manapun dan kapanpun;
2.        Jiwa kesederhanaan :
            Kehidupan di pondok diliputi oleh suasana kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin dan melarat. Justru dalam jiwa kesederhanan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Di balik kesederhanaan ini terpancar jiwa besar, berani maju dan pantang mundur dalam segala keadaan. Bahkan di sinilah hidup dan tumbuhnya mental dan karakter yang kuat, yang menjadi syarat bagi perjuangan dalam segala segi kehidupan;
3.        Jiwa Berdikari :
Berdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri merupakan senjata ampuh yang dibekalkan pesantren kepada para santrinya. Berdikari tidak saja berarti bahwa santri sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, tetapi pondok pesantren itu sendiri sebagai lembaga pendidikan juga harus sanggup berdikari sehingga tidak pernah menyandarkan kehidupannya kepada bantuan atau belas kasihan pihak lain. Inilah Zelp berdruiping systeem (sama-sama memberikan iuran dan sama-sama memakai). Dalam pada itu, Pondok tidaklah bersifat kaku, sehingga menolak orang-orang yang hendak membantu. Semua pekerjaan yang ada di dalam pondok dikerjakan oleh kyai dan para santrinya sendiri, tidak ada pegawai di dalam pondok;
4.        Jiwa Ukhuwwah Diniyyah :
Kehidupan di pondok pesantren diliputi suasana persaudaraan yang akrab, sehingga segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan ukhuwwah diniyyah. Tidak ada dinding yang dapat memisahkan antara mereka. Ukhuwah ini bukan saja selama mereka di Pondok, tetapi juga mempengaruhi ke arah persatuan ummat dalam masyarakat setelah mereka terjun di masyarakat;
5.        Jiwa Bebas :
Bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai pengaruh negatif dari luar masyarakat. Jiwa bebas ini akan menjadikan santri berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan. Hanya saja dalam kebebasan ini seringkali ditemukan unsur-unsur negatif, yaitu apabila kebebasan itu disalahgunakan, sehingga terlalu bebas (liberal) dan berakibat hilangnya arah dan tujuan atau prinsip. Sebaliknya, ada pula yang terlalu bebas (untuk tidak mau dipengaruhi), berpegang teguh kepada tradisi yang dianggapnya sendiri telah pernah menguntungkan pada zamannya, sehingga tidak hendak menoleh ke zaman yang telah berubah. Akhirnya dia sudah tidak lagi bebas karena mengikatkan diri pada yang diketahui saja. Maka kebebasan ini harus dikembalikan ke aslinya, yaitu bebas di dalam garis-garis yang positif, dengan penuh tanggungjawab; baik di dalam kehidupan pondok pesantren itu sendiri, maupun dalam kehidupan masyarakat. Jiwa yang meliputi suasana kehidupan Pondok Pesantren itulah yang dibawa oleh santri sebagai bekal utama di dalam kehidupannya di masyarakat. Jiwa ini juga harus dipelihara dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya.

B.     Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren dan Perkembangannya.
Miftahul Huda adalah salah satu pesantren yang terletak di pegunungan / kaki gunung Ungaran, berjarak lebih 50 kmarah tenggara dari Ibu Kota Kabupaten Kendal. Pesantren Miftahul Huda dirintis oleh kyai Ahmad pada tahun 1940-an yang pada awal pendiriannya memberikan nama Miftahul Huda dengan arti “Kunci Petunjuk” dikmaksudkan agar para santri nantinya menjadi anggota masyarakat yang selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT. Aminn.
Latar belakang pendiriannya didasari adanya krisis pendidikan pada masyarakat sekitar, terutama pendidikan agama yang sangat memeprihatinkan.
Pada awalnya kegiatan pesanten dipusatkan di rumah kyai Ahmad yang berada disamping masjid desa Peron. Materi yang diajarkan pun hanya materi keagamaan yang bersifat dasar yakni meliputi pengetahuan Tauhid, Ibadah, Baca Tulis Al-Qur’an dan pelajaran kitab-kitab klasik dengan system sorogan. Karena para santri semakin bertanbah banyak yang datang dari lain kabupaten seperti dari Kabupaten Magelang, Temanggung, Semarang, dan Batang dan juga dari luar jawa.Maka dibuatlah tempat (pondok) yang sangat sederhana dari bahan kayu dan bambu yang diperuntukkan sebagai tempat belajar dan asrama santri.
Pada periode berikutnya karena Kyai Ahmad tidak mempunyai keturunan dan telah wafat pada tahun 1879, maka pesantren yang kecil ini diteruskan oleh para keponakannya diantaranya adalah KH. M. Muafiq.
Pada tahun 1979 sistem pendidikan salaf diatur secara klasikal. Dengan kegigihan Bp. KH. Muafiq, maka pesantren yang kecil ini sedikit demi sedikit bisa berkembang baik dibidang pendidikan atau fisiknya. Seiring dengan perkembangan waktu dan bertambahnya para santri yang berdatangan, maka pada tahun 1983 BP. KH. Muafiq selaku penerus munculah ide mengembangkan pendidikan formal yakni mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang murid-muridnya berawal dari para santri, dengan penuh kesabaran pengasuh dan para ustadz, MTs ini berkembang dengan pesat sesuai dengan sikon.
Alhamdulillah pada tahun ajaran 2008/2009 telah membuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), agar para santri setelah keluar dari pesantren bisa mempunyai skill dan ketrampilan kerja.
Sebagai lembaga penyiaran agama Islam, pesantren Miftahuk Huda juga banyak menyelenggarakan banyak kegiatan keagamaan, diantaranya Peringatan Hari Besar, Dakwah Islamiyah melalui pengajian rutin maupun insidental, Madrasah Diniyyah Awaliyyah (MDA), Majlis Ta’lim Ibu-Ibu (Kemisan), serta memfasilitasi pendirian jama’ah keagamaan seperti Kelompok Berjanji, Yasinan dan Tahlil.

C.     Kegiatan Pendidikan
Pondok Pesantren Miftahul Huda sebagai lembaga pendidikan, mengelola masalah pendidikan dengan jalan memadu (Integrasi) antara sistem pendidikan tradisional dengan modern atau dengan bahasa lain Pondok Salafiah yang Khalaf. Karena pada hakekatnya Pondok Pesantren Miftahul Huda adalah pondok tradisional yang menerima unsur-unsurbaru yang berkembang dalam masyarakat bahkan kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah sebagai undang-undang pendidikan Nasional bagi sekolah-sekolah.
Ada beberapa kegiatan pendidikan yang dikembangkan di Pondok Pesantren Miftahul Huda diantaranya:
1.      Kegiatan pendidikan Pondok Pesantrenyang diselenggarakan secara berjenjang, terbagi dalam 8 (delapan) tingkatan yang diberi nama sesuai dengan salah satu kitab yang dikaji, antara lain :
a.       Tingkat Al-Ibtida’iyah
Diajarkan materi          : Khotul Jamil, Tahfidz juz’ama, fiqih Jawan, Nahwu al-wadlih, Ta’lim Muta’alim dan Tauhid Jawan.
b.      Tingkat Al-Jurumiah
Diajarkan materi          : Al-Jurumiah, Safinah al-Najjah, Tartil Al-qur’an, Aqidah Al-Awwam dan Tajwid.
c.       Tingkat Al-Umriti
Diajarkan Materi          : Al-Umriti, Al-Amtsilah al-tashririyah, Qowaid Al-I’rob, Fath Al-Rob Al-Bariyyah dan Fatkhul Qorib al-mujib.
d.      Tingkat Al-Fiyyah
Diajarkan materi          : Al-Fiyyah Ibn Malik, Syarakh Ibn Aqil’ala Al-Fiyyah Ibn Malik, Minhajjul Qowwim
e.       Tingkat Fathul wahhab
Diajarkan materi          : Fat al-wahab, Jauhar al-maknun, dan musyawarah hasyiyah al-bajuri juz 1
f.       Tingkat Al-Mahali
Diajarkan Materi          : Syarakh Al-Mahali, ‘Ilm Al-Mantiq dan Musyawarah Hasyiyah al-Bajuri juz II


g.       Tingkat Al-Bukhory
Diajarkan Materi          : Shokhih al-Bukhory, ‘Lm Mushtolah al-Hadist dan Fath al-Mu’min.
h.      Tingkat Ihya’ Ulumuddin
Diajarkan Materi          : Ihya’ Ulum al-Din dan Bahsul Masa’il Diniyah.
2.      Pengabdian Masyarakat
a.       Kegiatan pendidikan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) diselenggarakan secara klasikal setiap ba’da dzuhur, dengan kurikulum Departemen Agama.
b.      Kegiatan pendidikan bagi santri dan masyarakat yang belum lulus SMP/Sederajat (Wajardikdas 9 tahun) sesuai kurikulum Departemen Agama.
c.       Kegiatan pendidikan formal yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan pada t6ahun ajaran 2008/2009 telah dibuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
d.      Kegiatan pengajian rutin, dilaksanakan setiap hari Kamis Diikuti oleh ibu-ibu masyarakat desa.
e.       Kegiatan kurikuler meliputi : Khitobah, Qiro’ah, Manaqib, Al-Barjanji, pertanian,/perkebunan, peternakan, menjahit dan olahraga.
E.     Keadaan Kyai, Ustadz, dan Santri
a.       Keadaan Kyai
Ciri yang paling esensial bagi suatu pesantren adalah adanya seorang kyai. Kyai pada hakekatnya adalah gelar yang diberikan pada seorang yang mempunyai ilmu dibidang agama dalam ini agama Islam. Terlepas dari anggapan kyai sebagai gelar sakral, maka sebutan kyai muncul di dunia pondok pesantren.
Keberadaan Kyai di Pondok Pesantren Miftahul Huda sangat sentral, dengan demikian kemajuan dan kemundurannya baik fisik maupun non fisik benar-benar terletak pada kemampuan kyai dalam mengatur operasional/pelaksanaan dalam pesantren.
Miftahul Huda adalah pondok pesantren yang tidak terlepas dari kepemimpinan seorang kyai yaitu KH. M. Muafiq sebagai motor didampingi istri, anak-anak yang sebagian besar masih dalam pendidikan dibantu oleh ustadz-ustadz dan para santri senior.

b.      Keadaan Ustadz
Ustadz adalah guru, yang bertugas sebagai pembantu kyai dalam mendidik para santrinya, di Pondok pesantren Miftahul Huda terdapat 47 ustadz yang terdiri dari 9 ustadz mengajar pendidikan khusus pesantren, 7 ustadz mengajar program Wajardikdas 9 tahun, 8 ustadz mengajar Madrasah Diniyah Awaliyah, 14 ustadz mengajar pendidikan formal (MTs) dan 9 ustadz mengajar di SMK.
c.       Keadaan Santri
Istilah santri hanya terdapat di pesantren sebagai pengejawentahan adanya peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki sweorang Kyai yang memimpin sebuah pesantren.
Di Pondok pesantren Miftahul Huda dalam proses belajar mengajar ada dua tipologi santri :
1.      Santri Mukim
Santri mukim yaitu santri yang menetap, tinggal bersama kyai dan secara aktif menuntut ilmu dari seorang  kyai. Keadaan santri mukim di pondok pesantren Miftahul Huda mengalami pasang surut sesuai dengan keadaan zaman, pada saat ini jumlah santri mukim kurang lebih 100 santri terdiri dari santri putra dan santri putri yang datang dari beberapa penjuru kabupaten.
2.      Santri Kalong
Santri pada dasarnya adalah seorang murid yang berasal dari daerah sekitar pondok pesantren yang pola belajarnya tidak dengan jalan menetap (tidur) di pondok pesantren, melainkan belajar dan secara langsung pulang ke rumah setelah belajar selesai.
Keadaan santri kalong di pondok pesantren Miftahul Huda lebih banyak di banding dengan santri mukim , karena pondok pesantren Miftahul Huda disamping mengembangkanpendidikan non formal (salafiyah) juga mengembangkan pendidikan formal (MTs dan SMK).
3.      Keadaan Sarana dan Prasarana
a.       Masjid
Masjid pada hakekatnya merupakan sentral kegiatan kaum muslim baik dalam dimensi ukhrowi maupun duniaei dalam ajaran Islam.  Di dunia pesantren masjid dijadikan ajang atau sentral kegiatan pendidikan Islam baik dalam pengertian modern atau tradisional. Dalam kontek yang lebih jauh masjidlah yang menjadi pesantren pertama, tempat berlangsungnya belajar mengajar.
Di komplek pondok pesantren Miftahul Huda  terdapat satu buah Masjid, disamping sebagai wadah (pusat) pelaksanaan ibadah sholat masyarakat dan para santri, juga dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan.
b.      Tempat Belajar
Sehubungan dikembangkannya sistem madrasah di pondok pesantren Miftahul Huda maka dibutuhkan beberapa tempat belajar sebagai pelaksanaan proses belajar mengajar dengan sistem klasikal. Sesuai dengan jumlah santri putra dan santri putri yang belajar di pondok pesantren Miftahul Huda baik pendidikan formal maupun non formal, santri mukim atau santri kalong hingga saat ini terdapat 7 ruang belajar, 2 Aula (1 Aula putra dan 1 Aula putri).
c.       Asrama Santri
Asrama dan pondok dalam kontek kehidupan pesantren merupakan unsur yang sangat esential, bahkan sebagai salah satu ciri dari sistem pendidikan pesantren. Pemanfaatan asrama-asrama adalah dimaksudkan sebagai sarana tempat tinggal atau atau mukimnya para santri putra dan santri putri, sehingga para santri lebih berkonsentrasi terhadap semua kegiatan pondok pesantren baik dalam bentuk intrakulikuler, Ekstrakulikuler maupun Kolikuler . Lebih jauh lagi melalui model asrama hubungan santri dan para pengasuh pondok lebih terjalin, sehingga tidak ada kesan jurang pemisah antara guru dan murid, dengan kata lain pola belajar pondok lebih memungkinkan adanya hubungan yang aktif antara santri dan kyai atau ustadz di pondok pesantren Miftahul Huda.
Jika ditinjau dari disiplin tekhnologi pendidikan, berarti pesantren Miftahul Huda telah menerapkan konsep belajar Kurikulum Terpadu System Pembelajaran (KTSP). Pondok Pesantren Miftahul Huda memiliki 2 gedung asrama, yaitu :
1.      Asrama Putra
Gedung asrama putra terdiri dari 2 lantai untuk 10 kamar



2.      Asrama Putri
Asrama putri terdiri dari 2 lantai, lantai 1 untuk asrama dan lantai 2 aula sebagai pusat kegiatan para santri putri.
3.      Tempat Wudlu dan Mandi
Sebagai sarana pengambilan air wudlu dan mandi yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah sholat maupun kegiatan belajar mebgajar pondok pesantren Miftahul Huda dan Masyarakat sekitarnya telah mempunyai MCK yang cukup untuk para santri dan masyarakat sekitar pondok pesantren.
4.      Koperasi
Sebagai aspektual koperasi merupakan komponen yang dominan dalam skala kegiatan pendidikan pondok pesantren Miftahul Huda. Artinya keberadaan koperasi disamping sebagai sarana pemenuhan kebutuhan baik bagi santri maupun pengasuh bahkan masyarakat sekitarnya, maka koperasi juga sebagai wahana pendidikan bagi santri dalam arti kata pendidikan kemandirian.
Koperasi Miftahul Huda dikelola langsung oleh para santri dan pengasuh sebagai indikasi adanya gerakan menumbuhkan pemikiran ekonomi dan menciptakan kemampuan ketrampilan bagi warga pondok pesantren Miftahul Huda.
E.     Perpustakaan
Untuk menunjang proses belajar para santri, pondok pesantren Miftahul Huda ini telah dilengkapi perpustakaan. Kitab dan koleksi perpustakaan tersebut antara lain : kategori Al-Qur’an, Tafsir dan Hadist 12 Karya kitab, kategori dakwah dan akhlaq 45 karya kitab, kategori Fiqih 55 kitab, kategori Nahwu dan Lughoh 10 karya kitab. Disamping itu masih ada beberapa jenis buku penunjang program wajib belajar 9 tahun.
F.      Program Pengembangan
Pada dasarnya pesantren adalah sebagai lembaga pendidikan yang bertujuan mencetak muslim agar memiliki dan menguasai ilmu-ilmu agama (Tafaqquh fi al-din wa al-dunya) secara mendalam serta menghayati dan mengamalkan dengan ikhlas semata-semata ditujukan untuk pengabdian kepada Allah SWT.  Di dalam hidup dan kehidupan, dengan kata lain  program pengembangan pondok pesantren Miftahul Huda adalah mencetak santri yang berakhlaqul karimah serta mengamalkan dan mebgajarkan ilmu-ilmunya pada masyarakat dalam era modern saat ini.

G.    Keadaan Sosial Masyarakat Lingkunga Pondok
Pondok pesantren Miftahul Huda adalah berada di lingkungan masyarakat petani yang menjujung tinggi nilai-nilai sosial, dan masyarakat yang telah sadar akan pentingnya pendidikan Islam, sehingga mendukung dengan adanya lembaga pendidikan yang bernaung dibawah yayasan pendidikan Islam Miftahul Huda. Dibuktikan dengan adanya jam’iyah-jam’iyah diantaranya : Manaqib, Yasinan, Tahlilan yang pada awalnya dipelopori oleh pondok pesantren Miftahul Huda.

Dalam lingkungan masyarakat yang menjujung nilai sosial yang tinggi, para santri sangat dekat dalam pergaulan kepada masyarakat dan terbentuklah hubungan antara santri dan masyarakat yang harmonis, saling membantu saling membutuhkan dan saling mengingatkan ketika ada sustu yang dilakukan oleh santri atau masyarakat yang tidak sesuai dengan aturan-aturan semestinya. Dengan demikian santri merasa aman dan nyaman dalam menggali  ilmu agama.  
H. denah lokasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
nama : akhmad ula khabib munir alamat: margosari ,limbangan ,kendal santri mifda