header

navigation

cari

Senin, 19 Februari 2018

BEBERAPA PENDAPAT ULAMA’ TENTANG IKHLAS



BEBERAPA PENDAPAT ULAMA’ TENTANG IKHLAS
Imam Assusi berkata Ikhlas adalah menjauhkan hati dari merasa bahwa dirinya sudah ikhlas. Sesungguhnya orang yang merasa bahwa dirinya sudah ikhlas maka orang itu masih dikatakan belum murni keikhlasanya. Dari pendapatnya tersebut Imam Assusi mengisyaratkan untuk membersihkan amal dari ujub dengan cara melakukan sebuah pekerjaan. Dan sesungguhnya jika melakukan pekerjaan dan merasa pekerjaan itu sudah ikhlas itu namanya ujub ,dan ujub adalah termasuk salah satu beberapa perkara yang dapat merusak amal. Adapun amal yang ikhlas adalah amal yang bersih dari hal hal yang dapat merusak,maka tidak dinamakan ikhlas jika masih ada hal yang merusak walaupun hanya satu.
Sahal RA Berpendapat Ikhlas adalah Diamnya seorang hamba atau bergeraknya seorang hamba yang khusus dilakukan untuk Allah ta’ala . Pendapat sahal ini diambil dari dalil dalil yang berhubungan dengan niat. Ibrahim menjelaskan dari pendapat sahal bahwa ikhlas adalah benarnya niat yang hanya untuk Allah ta’ala.
Kemudian sahal ditanya “ Perkara Apa yang dirasa paling berat oleh seseorang ?? “ Sahal menjawab “ Ikhlas , Karena tidak ada bagian yang bisa didapat dari ikhlas “
Ruwaim berkata Ikhlas dalam beramal itu adalah orang yang sudah ikhlas tidak akan mengharapkan baik di dunia ataupun di akhirat. Pendapat Ruwaim ini adalah isyarat bahwa sesungguhnya mengharapkan balasan adalah sebuah kerusakan yang ditunda tunda dan juga kerusakan yang di percepat,dan hamba yang mencari kenikmatan surga dengan syahwat adalah orang yang berpenyakit.Akan tetapi ikhlas yang hakiki adalah melakukan sebuah amal dengan tidak mengharapkan apa apa kecuali hanya karena Allah,Ikhlas yang demikian itu adalah Keikhlasan orang orang shodiqiin. Atau bisa dikatakan ikhlas yang mutlaq.Adapun orang yang beramal karena untuk mengharap surga atau takut kepada neraka maka keikhlasan tersebut masih disandarkan kepada bagian yang bersifat cepat,dan apabila tidak disandarkan maka orang tersebut itu mencari bagian Yang bersifat batin.Sesungguhnya yang Haq untuk dicari menurut orang orang yang memiliki penglihatan hati itu hanya Wajhulloh ( Dzat Allah ).
Pendapat dari ruwaim itu hanya sedikit ulama’ yang setuju ,karena tidak mungkin jika manusia bergerak tidak karena ganjaran/balasan,dan yang terbebas dari hal hal tersebut adalah sifat ketuhanan,dan orang yang mengaku mempunyai sifat tersebut bisa dikatakan kafir.
A lqodhi Abu bakar al Baqilani telah menghukumi kafir orang yang mengaku bahwa sudah mempunyai sifat ketuhanan tersebut dan orang yang mengaku mempunyai sifat tersebut maka orang itu sudah dinyatakan kafir.
Al qodhi Abu bakar Al Baqilani menghukumi kafir bagi  orang yang mengaku bahwa dirinya telah terbebas dari mengharapkan ganjaran dan dia berkata bahwa sifat ini adalah sifat Illahiyah yang Haq adanya.
Akan tetapi sekelompok kaum yang mengharapkan dari sebuah imbalan atau orang menyebutnya dengan pahala itulah keinginan yang disifati yang hanya ada di dalam surga, Adapun merasa nikmat dengan makrifat,munajat dan melihat dzat Allah itulah balasan untuk orang orang yang Ikhlas.Dan kenikmatan itu tidak bisa dihitung oleh manusia akan tetapi mereka hanya bisa takjub dengan kenikmatan itu.Dan apabila nikmat Ta’at ,nikamt munajat dan nikmat bersujud di hadapan Allah secara rahasia atau terang terangan akan ditukar dengan kenikmatan surga maka mereka akan menghina surga dan tidak akan berpaling untuk mendapatkanya. Maka sesungguhnya Amal mereka itu sekejab ,ketaatan mereka sekejab akan tetapi balasan untuk mereka kekal selamanya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
nama : akhmad ula khabib munir alamat: margosari ,limbangan ,kendal santri mifda